Jumat, 11 Mei 2007

My First Story
Pecahnya Ketuban Mama…
Hari Jumat tgl 11 Mei 2007, mamaku pecah ketubannya. Ayahku tidak ada di rumah waktu itu, untungnya ada Ate Hani yang lagi nginep menemani mamaku. Mama bingung dan bertanya-tanya sendiri, ini bener ketuban bukan yaaaah?? Karena Ate Hani yang dimintai pendapat juga ngga ngerti apa-apa, mamaku bertanya ke Tante Nita didepan rumah. Setelah berkonsultasi dengan beberapa orang, mama menelpon ayah dan memutuskan untuk segera memeriksakan diri ke RS. Sesampainya di RS, denyut jantungku diperiksa dengan menggunakan ctg, dari situ diketahui kontraksi sudah terjadi setiap 20menit. Meskipun saat itu pembukaan baru satu setengah, tapi karena ketuban sudah pecah dokter memutuskan untuk segera mengeluarkan aku dari perut mama melalui operasi Caesar. Oia, mengenai operasi Caesar, memang sudah diputuskan sejak usiaku di perut mama 37 minggu. Karena kepalaku adanya di bagian atas perut mama, dan jauh dari panggul, maka mama dan ayah menyetujui saran dokter untuk dibedah. Sampai sekarang mama suka becanda bertanya padaku, kenapa ketika didalam perut mama posisi aku tidak berputar kebawah, padahal mama sudah sering-sering nungging, sholat sunah setiap hari dengan sujud yang lamaaaa. Mamaku bahkan masih mengepel lantai sambil jongkok-jongkok sampai usia kandungan 9 bulan dan jalan-jalan pagi keliling kompleks. Tapi aku tetap betah dengan posisiku. Jadi kalau mama sedang bertanya begitu aku hanya tertawa-tawa saja sambil memandangi mama. “Hihihihi…”

Get Ready for Sectio!!
Pukul 14.00 mama mulai disiapkan untuk dioperasi. Mama berganti baju operasi, diinfus, dites alergi obat, diberi suntikan epidural lalu mulai dibedah pada pukul 15.30. Diluar ruang operasi, ada Ayah, Ate Hani, Ate Anti, Ate Puput, Opung, Opung Doli, dan Mbah. Wah banyak sekali yang menanti kehadiranku!!. Diruang operasi mamaku focus untuk tetap terjaga, karena mama ingin melihat kehadiranku dan mendengar tangis pertamaku. Meskipun mama tidak bisa melihat proses pembedahan secara langsung karena bagian perut kebawah tertutup tirai, tapi mama tidak melepaskan matanya dari lampu operasi diatas yang memantulkan bayangan proses pembedahan. Perut mama dibedah, sreeeet….. lalu…
Pukul 16.23 kakiku keluar. Dr. Sukandar Tulus.SpOg mendorong tubuhku keluar, dan tepat pukul 16.25 aku lahir. Berat 03,09 kg dengan panjang 49 cm. Ketika aku menangis untuk pertama kalinya, mama meneteskan air matanya sambil berbisik mengucap syukur, “ Alhamdulillah…..”


Finally I See The World!
Setelah aku dibersihkan, diberi baju dan bedong, ayah datang mengumandangkan adzan ke telingaku. Kata ayah, mataku langsung terbuka dan berkedip-kedip mendengarkan suara ayah. Allahu Akbar, Allah Maha Besar…






Selamat datang, Syabil…
Pertama kali mama memeluk aku, mama masih dibawah pengaruh obat bius, jadi kata mama waktu itu mama hanya bisa bengong melihat bayi mungil didadanya. Aduh mama, ini aku…. Syabil. Iya, namaku Syabil. Artinya bintang. Ayah dan mama yang memberi aku nama bintang. Kata Ayah dan Mama, nama adalah doa orang tua kepada anaknya. Syabil Zihni nama panjangku, artinya bintang yang selalu memiliki kekuatan akal dan pemahaman yang kuat terhadap kehidupan yang baik. Duh, bingung yaaaahhh..? tapi aku yakin, itu doa terbaik yang diberikan Ayah dan Mama untukku. Jadi aku harus bilang “amieen….” :)

Kehadiranku membawa kebahagiaan untuk banyak orang. Selain Ayah dan Mama, Nenek dan Kakekku juga suenaaaaang sekali melihat aku. Hihi, bukannya Ge-er, tapi ini beneran kata mereka sendiri lho… soalnya aku ini cucu pertama! Selama di RS, aku selalu dijenguk. Nenek dan Kakekku yaitu Opung, Opung Doli, Mbah dan Engkong, tak bosan-bosan memandangi aku yang dipajang di ruang bayi. Hei, aku bukan pajangan, ayo gendong aku…
Lilypie Kids Birthday tickers