Rabu, 27 Juni 2007

Masalah pertama: Asi dari mamaku


Sejak masih aku masih di perut, mama rajin membaca buku dan majalah tentang kesehatan janin dan bayi. Mamaku melahap halaman demi halaman dengan cepat, karena mama punya banyak waktu setelah berhenti bekerja. Karena Asi adalah yang terbaik, mama memutuskan untuk memberikan aku Asi saja selama 6 bulan. Makanya mama selalu berdoa semoga niatnya itu berhasil. Tapi ternyata, diawal kehadiranku mama mengalami masalah dengan keluarnya Asi. Di rumah sakit, aku belajar menyusu. Setelah aku belajar menghisap beberapa kali, Asi yang keluar hanya sedikiiiiiiiit sekali. Aku sampai ngamuk karena lapar dan lelah menghisap terus. Mbah sampai menjerit-jerit tidak tega melihat aku mengamuk. Tapi mama dan ayah terus mendorong aku dengan sabar agar terus menghisap. Karena semakin sering dihisap, Asi mamaku akan semakin terangsang untuk keluar. kalau aku sudah terlihat sangat lelah dan lapar, aku diserahkan ke suster untuk diberi susu formula. Kata mama, kalau mama cepat menyerah, maka selamanya aku tidak bisa merasakan Asi. Hari kelima di RS, waktunya aku pulang kerumah. Hari pertama aku sukses minum Asi tanpa sempat mengamuk kelaparan. Tapi di hari kedua Asi mamaku semakin tidak mencukupi. Aku menangis sekencang-kencangnya tanda protes. Akhirnya Ayah membelikan aku susu formula. Aku minum lahap sekali, sampai terdengar bunyi “grooooooooooook……” yang sangat kencang, tanda aku kekenyangan. Mamaku menangis, karena merasa gagal memberikan yang terbaik untuk aku.

Support Ayah

Menurut mama, Ayah adalah pendamping paling hebat. He’s our hero. Supportnya untuk mama dan aku sangat kami butuhkan. Ayah menenangkan mama dan tidak pernah menyalahkan mama karena sedikitnya Asi yang keluar. Ayah bilang, mama harus percaya diri dan tidak boleh stress, karena itu akan mempengaruhi produksi Asi yang keluar. Pendapat orang lain yang terkadang memojokkan, mama coba abaikan. Dan semangat dari Ayah membuat mama semangat kembali. Support dari lingkungan sekitar memang sangat dibutuhkan bagi para ibu yang menyusui bayinya. Tanpa support, para ibu akan lebih cepat stress, tidak percaya diri, yang akhirnya menyurutkan produksi Asi.
Setiap hari, mama makan sayur katuk yang berkuah, kacang tanah sangrai (yang dipercaya bisa mengentalkan Asi), susu untuk ibu menyusui, minum air putih yang banyak. Dan yang terpenting, mama tidak pernah lagi menangis. Setiap pulang kantor Ayah membawa pulang info-info mengenai produksi asi yang didapat dari browsing di internet. Dari situ, Ayah dan Mama mengerti apa yang harus dilakukan, dan mengapa Asi Mama belum banyak. Selain dikarenakan operasi Caesar (wanita yang melahirkan melalui operasi memiliki kecenderungan untuk mengalami kesulitan menyusui di hari-hari pertama), produksi Asi juga menganut sistem demand and supply, semakin banyak disedot semakin banyak pula produksinya. Karenanya mama tak pernah berputus asa dengan memberikan aku susu formula. Tekadnya yang kuat membuat aku sampai saat ini masih mendapatkan Asi eksklusif. Asi mama sekarang melimpah ruah! Alhamdulillah…

Hidup Ayaaaaaaaaaaah....
Lilypie Kids Birthday tickers